ContohKarya Ilmiah Remaja Tumbuhan Bayam posted: 16 May 2022 10.22 - Berikut ini beberapa ilmiah remaja tumbuhan bayam dan informasi yang membahas mengenai contoh karya serta artikel lain yang berhubungan dengan topik tersebut di Karya Ilmiah Biologi Penulisan karya ilmiah biologi tentang tumbuhan - judul karya ilmiah biologi Bayammerupakan tumbuhan atau tanaman yang biasanya di budidayakan untuk tujuan di konsumsi sebagai sayuran pendamping nasi. Anak dapat mengisi kolase dengan daun bayam 5. Tekstur fungsi dan ciri-ciri lainnya 315 415 Seni Anak menghasilkan karya kolase Indikator 1. Anak dapat menceritakan tentang manfaat sayur bayam 4. Ciri Ciri Tanaman Bayam. Bayammerupakan tumbuhan atau tanaman yang biasanya di budidayakan untuk tujuan di konsumsi sebagai sayuran pendamping nasi. Sayuran ini memiliki warna hijau dengan pohon yang tidak tidak tinggi. Dari bagian pohonnya yang biasa digunakan untuk bahan sayur adalah daun dan batang yang masih muda. Tumbuhan ini mengandung zat besi yang sangat tinggi. Tanamanbayam mempunyai struktur batang, daun, bunga dan alat reproduksi. Bagian batang pada bayam banyak mengandung air dan tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Terkadang batangnya mengeras seperti kayu, dan mempunyai cabang banyak. Cabang-cabang pada tanaman bayam biasanya akan melebar dan tumbuh tunas baru yang sering dipangkas. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Meskipun secara kualitas Indonesia sudah mampu berswasembada pangan, tetapi secara kualitas, mutu pangan yang dikonsumsi sebagian besar penduduk masih tergolong rendah. Status kesehatan sebagian besar penduduk Indonesia masih perlu ditingkatkan terus-menerus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Malnutrisi baik yang berupa kekurangan vitamin maupun mineral masih terjadi, khususnya pada penduduk yang berpenghasilan rendah. Sayuran, termasuk bayam, adalah sumber vitamin dan mineral yang dapat diproduksi secara murah dan jumlahnya tidak terbatas. Sayuran tersebut juga mengandung serat yang sangat berguna untuk membantu proses pencernaan makanan dalam lambung sehingga dapat mencegah kanker lambung. Nilai nutrisi bayam sayur amat tinggi. Keunggulan nilai nutrisi bayam sayuran terutama pada kandungan vitamin A beta-karoten, vitamin C; riboflavin dan asam amino thiamine dan niacin. Kandungan mineral terpenting yang terkandung dalam bayam sayur adalah kalsium dan zat besi, zat besi sangat penting untuk mengatasi anemia kekurangan darah. Selain itu bayam sayur juga kaya akan mineral lain seperti seng zink, magnesium, fosfor dan kalium. Kandungan protein dalam bayam sayur ternyata lebih unggul dibandingkan dengan kangkung, khususnya pada komposisi protein yang mudah dicerna. Untuk itu perlu adanya kesadaran masyarakat untuk mulai menyukai mengkonsumsi sayur yang satu ini. Untuk mengurangi pengeluaran uang harian solusinya adalah menanam bayam sayur di rumah. Hal ini akan mempermudah kita untuk mengkonsumsinya tanpa harus membeli kedepannya. Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh cahaya yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis ? 2. Adakah pengartuh tanah yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis ? Batasan Masalah Pada penelitian ini saya hanya membahas mengenai pengaruh cahaya dan tanah yang bebeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui pengaruh cahaya yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis. 2. Mengetahui pengaruh tanah yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah 1. Sebagai sumber informasi bagi petani tanaman bayam sayur Amaranthus viridis.dalam meningkatkan penyediaan bibit atau benih bayam sayur Amaranthus viridis. 2. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat yang ingin bertanam bayam sayur Amaranthus viridis di rumah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bayam sayur Amaranthus viridis. merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji Tanaman bayam secara sistematika di klasifikasikan sebagai berikut Divisio Spermatophyta Class Angiospermae SubClass Dicotyledoneae Ordo Amaranthales Family Amaranthaceae Genus Amaranthus Spesies Amaranthus viridis. Tanaman bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur, dan saluran drainase lancar. Bayam juga sangat toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun serta tidak memiliki jenis tanah tertentu. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah pH yang baik untuk tumbuhnya adalah antara 6-7. Apabila tanaman berada di bawah pH 6, bayam akan merana. Sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis warnanya putih kekuning-kuningan, terutama pada daun-daun yang masih muda. 1. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam 3. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman. 4. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari mm/tahun. 5. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi ternaungi, pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar matahari penuh. 6. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20 derajat C. 7. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40-60%. 9. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi. 10. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 alkalis, pertumbuhan daun-daun muda pucuk akan memucat putih kekuning-kuningan klorosis. Sebaliknya pada pH di bawah 6 asam, pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6-7. 11. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. 12. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15-45 derajat. Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dapat diperoleh rumusan hipotesis adalah sebagai berikut 1. Ada pengaruh cahaya yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis. 2. Ada pengartuh tanah yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur Amaranthus viridis. BAB III PROSEDUR PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Proses pengukuran merupakan sentral dari penelitian ini. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu dengan melakukan percobaan terhadap biji bayam sayur Amaranthus viridis dengan menanamnya menggunakan tanah yang berbeda dan perlakuan cahaya yang berbeda. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada hari sabtu 17 Oktober 2015 pukul WITA dan berakhir pada hari senin 9 November 2015 pukul WITA. Tempat penelitian berlangsung di Jl. Taman Citra No. 2 Blok D RT 11 RW 1 Kelurahan Surgi Mufti Kecamatan Banjarmasin Utara. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua biji bayam sayur Amaranthus viridis yang direndam pada perlakuan awal percobaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 biji yang ada di 4 macam medium tanam. Instrumen Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut 4. Lima buah gelas aqua bekas 6. Biji bayam sayur Amaranthus viridis 8. Tanah subur gambut yang disangrai dan tidak disangrai Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melakukan percobaan dengan serangkaian kegiatan sebagai berikut 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. 2. Mengambil dan merendam biji dalam gelas aqua selama kurang lebih 3 menit. 3. Mengisi 2 buah gelas aqua dengan tanah yang tidak disangrai dan mengisi 2` buah gelas aqua sisanya dengan tanah yang disangrai sampai ¾ bagian. 4. Meletakkan 10 biji yang sudah direndam pada setiap gelas dan memberi sedikit air. 5. Meletakkan 2 gelas aqua berisi tanah yang disangrai dan tidak disangrai di tempat terang dan 2 gelas sisanya di tempat yang tidak gelap. 6. Mengamati perkecambahannya pada hari ketiga setelah penanaman dan kemudian mengamati lagi setiap 3 hari sekali, mengukur tinggi batang dan menghitung jumlah daun yang tumbuh. 7. Memberi air secukupnya setiap hari dan mencatat hasil pengukuran. 8. Mengakhiri pengamatan pada hari ke 24. Teknis analisis data yang dilakukan adalah dengan studi pustaka dan pengamatan. Pustaka yang digunakan adalah yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian No. Hari/Tanggal Perlakuan Terang Gelap Tanah yang tidak disangrai Tanah yang disangrai Tanah yang tidak disangrai Tanah yang disangrai 1 Sabtu /17 Oktober 2015 Biji belum berkecambah Biji belum berkecambah Biji belum berkecambah Biji belum berkecambah 2 Senin/19 Oktober 2015 Biji belum berkecambah Biji belum berkecambah Biji belum berkecambah Biji belum berkecambah 3 Kamis / 22 Oktober 2015 Ada 3 biji yang berkecambah Ada 1 biji yang berkecambah Ada 3 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 0,5 cm Ada 3 biji yang berkecambah 2 = 1 cm; 1 = 0,5 cm 4 Minggu /25 Oktober 2015 Ada 5 biji yang berkecambah 1 = 1 cm; 1 = 0,5 cm; 2 tidak dapat dihitung Ada 5 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 1,8 cm dan memiliki 2 daun; 2 = 0,5 cm Ada 7 biji yang berkecambah 2 = 2,5 cm; 1 = 3 cm; 3 = 1,5 cm Ada 5 biji yang berkecambah masing-masing tingginya 3 cm; 2,5 cm;2 cm;0,5 cm dan 1 cm 5 Rabu / 28 Oktober 2015 Ada 3 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 0,5 cm Ada 3 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 0,5 cm Ada 3 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 0,5 cm Ada 3 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 0,5 cm 6 Sabtu/ 31 Oktober 2015 Ada 5 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; 1 = 0,5 cm; 1 = 1 cm dan memiliki 2 daun; 1 = 1,5 cm Ada 5 biji yang berkecambah mulai layu Ada 7 biji yang berkecambah 3 = 3 cm; sisanya masing-masing 3,5 cm; 2 cm; 1,8 cm dan 1 cm Ada 9 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung;1 layu; 2 = 4cm; sisanya masing-masing 1,5 cm; 2 cm;2,5 cm; 3 cm 7 Selasa/ 3 November 2015 Ada 5 biji yang berkecambah 1 tidak bisa dihitung; 2 = 1 cm dan memiliki 2 daun; sisanya 1,5 cm dan 0,5 cm Ada 3 biji yang berkecambah 2 = 0,5 cm; 1 = 1 cm dan memiliki 2 daun Ada 6 biji yang berkecambah 2 = 3,5 cm sisanya 4 cm; 2,5 cm;2,3cm; dan 1,5 cm Ada 6 biji yang berkecambah 2 tidak bisa dihitung; sisanya 3,5 cm; 3 cm dan memiliki 2 daun; 4 cm; 0,5 cm dan memiliki 2 daun 8 Jum’at/ 6 November 2015 Ada 5 biji yang berkecambah 3 = 1,5cm; 1 = 0,5 cm memiliki 2 daun; 1 = 1,5 memiliki 2 daun Ada 2 biji yang berkecambah 1 = 1cm dan memiliki 2 daun; 1 = 0,5 cm Ada 6 biji yang berkecambah 1= 1,5 cm sisanya layu Ada 6 biji yang berkecambah layu 9 Senin/ 9 November 2015 Ada 4 biji yang berkecambah 1 = 1,5 dan memiliki 2 daun; sisanya 1,5 cm; 1 cm; dan 0,5 cm Ada 2 biji yang berkecambah 1= 1,5cm memiliki 2 daun; 1 = 0,5 cm Ada 4 biji yang berkecambah masing-masing 3,5 cm; 2 cm; 2= 1 cm Ada 2 biji yang berkecambah masing-masing 0,5 cm dan 3 cm; sama-sama memiliki 2 daun Pembahasan Hasil Penelitian Pada tahap awal pertumbuhan biji mula-mula melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula calon akar dan pertumbuhan plumula calon batang. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. Biji mulai berkecambah setelah lebih dari 3 hari dari waktu penanaman. Hal ini dikarenakan biji-biji masih melakukan imbibisi. Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa biji bayam di tempat gelap lebih cepat berkecambah dibandingkan dengan tempat terang. Hal ini disebabkan karena hormon auksin bekerja aktif. Salah satu fungsi hormon auksin adalah merangsang pertumbuhan, dan pemanjangan batang. Akan tetapi batang bayam di tempat gelap lebih kurus dan warnanya tidak sehijau di tempat terang. Biji yang ditanam di tempat terang tumbuhnya lebih lambat, lebih kecil, akan tetapi batangnnya lebih besar dan warnanya lebih hijau. Hal ini berkaitan dengan hormon auksin yang terhambat bekerja di tempat terang sehinnga pertumbuhan batangnya tidak tinggi ke atas. Akan tetapi karena tanaman mendapat cahaya matahari yang cukup sehingga fotosintesis berlangsung baik dan hasilnya diedarkan dengan baik pula. Kecambah juga lebih cepat tumbuh pada medium tanah yang tidak disangrai. Hal ini karena tanah yang tidak disangrai masih banyak mengandung unsur hara, sedangkan tanah yang disangrai menyebabkan sebagian unsur hara menghilang. Selain itu proses penyangraian juga menyebabkan kemampuan tanah dalam mengikat air berkurang. Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah gambut, tanah ini mempunyai daya ikat air yang tinggi sampai 20 kali berat keringnya. Biji bayam menghendaki kebutuhan air yang cukup untuk pertumbuhannya, akan tetapi jika jumlahnya berlebih maka hal itu berakibat buruk. Kecambah bayam yang layu pada penelitian ini disebabkan oleh kandungan air yang terlalu banyak di dalam media tanah. Hal ini disebabkan pemberian air yang lumayan banyak setiap harinya, sedangkan tempat yang digunakan untuk menanam ukurannya kecil. Dari 10 biji yang ditanam tidak semua biji yang ini diduga karena ada biji yang tidak dapat menyerap air dengan baik. Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada cahaya, air, unsur hara, dan hormon. BAB V PENUTUP 1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah adalah cahaya, air, unsur hara dan hormon. 2. Pertumbuhan di tempat gelap lebih cepat karena hormon auksin aktif bekerja. 3. Tanah yang tidak disangrai mengandung lebih banyak unsur hara sehingga baik untuk digunakan sebagai media tanam. 4. Pemberian air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mempengaruhi pertumbuhan tanaman. 5. Biji mulai berkecambah setelah mendapatkan nutrisi yang cukup. Setelah membaca laporan penelitian ini diharapkan makin banyak orang yang akan menanam bayam baik untuk konsumsi pribadi atau untuk dijual Banjarbaru merupakan kota pemukiman yang sebagian besar penduduknya tinggal di lahan sempit. Diversifikasi tanaman pekarangan perlu dilakukan di Kota Banjarbaru. Salah satu tanaman pekarangan yang mulai dibudidayakan masyarakat perkotaan pada saat ini dikenal dengan sebutan bayam Brazil Alternanthera sissoo. Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan introduksi tanaman Bayam Brazil sebagai tanaman pekarangan di Kota Banjarbaru. Metode kegiatan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode penyuluhan dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru selama satu hari. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Pendampingan penanaman bayam Brazil dilakukan di beberapa kelompok wanita tani. Masyarakat Kota Banjarbaru sangat antusias untuk menanam tanaman bayam Brazil di pekarangan. Hal ini karena tanaman bayam Brazil dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. Kata kunci Bayam Brazil, Lahan Pekarangan,Urban Farming ABSTRACT Banjarbaru is a residential city that mostly lives in narrow land. Diversification of yard plants needs to be done in Banjarbaru. One of the yard plants that began to be cultivated by urban communities today is known as Brazilian spinach Alternanthera sissoo. This plant began to be imported and introduced to several Southeast Asian countries, such as Malaysia and Indonesia. This community service activity aims to provide assistance in the introduction of Brazilian spinach plants as vegetable backyard in Banjarbaru Town. The method of activity used in community service is the method of counseling and assistance. Counseling activities were held at Gawi Sabarataan Hall of Banjarbaru for one day. The participants of the activity numbered 59 people consisting of the Chairmans of the Farmer Women Groups, the Chairmans of Dasa Wisma, and the PKK Family Welfare Development Mobilization Team of Banjarbaru City. Assistance in planting Brazilian spinach was carried out in Farmer Women Groups. Banjarbaru people are very enthusiastic to grow Brazilian spinach plants in the yard. This is because Brazil spinach plants can be consumed, easily reproduced, easy to cultivate, and have an aesthetic shape. Keywords Brazilian Spinach, Backyard, Urban Farming Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Logista Vol. 5 Tahun 2021 Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN 2579-6283 E-ISSN 2655-951X 253 PENDAMPINGAN INTRODUKSI BAYAM BRAZIL SEBAGAI SAYUR PEKARANGAN DI KOTA BANJARBARU ASSISTANCE IN THE INTRODUCTION OF BRAZILIAN SPINACH AS VEGETABLE BACKYARD IN BANJARBARU TOWN Hikma Ellya1*, Nurlaila2, Nukhak Nufita Sari3, Rila Rahma Apriani4, Ronny Mulyawan5, Febriani Purba6, Saida Fithria7 1Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. email 2Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. email 3Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. email 4Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. email 5Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. email 6Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. email 7Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru. email ABSTRAK Banjarbaru merupakan kota pemukiman yang sebagian besar penduduknya tinggal di lahan sempit. Diversifikasi tanaman pekarangan perlu dilakukan di Kota Banjarbaru. Salah satu tanaman pekarangan yang mulai dibudidayakan masyarakat perkotaan pada saat ini dikenal dengan sebutan bayam Brazil Alternanthera sissoo. Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan introduksi tanaman Bayam Brazil sebagai tanaman pekarangan di Kota Banjarbaru. Metode kegiatan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode penyuluhan dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru selama satu hari. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Pendampingan penanaman bayam Brazil dilakukan di beberapa kelompok wanita tani. Masyarakat Kota Banjarbaru sangat antusias untuk menanam tanaman bayam Brazil di pekarangan. Hal ini karena tanaman bayam Brazil dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. Kata kunci Bayam Brazil, Lahan Pekarangan,Urban Farming ABSTRACT Banjarbaru is a residential city that mostly lives in narrow land. Diversification of yard plants needs to be done in Banjarbaru. One of the yard plants that began to be cultivated by urban communities today is known as Brazilian spinach Alternanthera sissoo. This plant began to be imported and introduced to several Southeast Asian countries, such as Malaysia and Indonesia. This community service activity aims to provide assistance in the introduction of Brazilian spinach plants as vegetable backyard in Banjarbaru Town. The method of activity used in community service is the method of counseling and assistance. Counseling activities were held at Gawi Sabarataan Hall of Banjarbaru for one day. The participants of the activity numbered 59 people consisting of the Chairmans of the Farmer Women Groups, the Chairmans of Dasa Wisma, and the PKK Family Welfare Development Mobilization Team of Banjarbaru City. Assistance in planting Brazilian spinach was carried out in Farmer Women Groups. Banjarbaru people are very enthusiastic to grow Brazilian spinach plants in the yard. This is because Brazil spinach plants can be consumed, easily reproduced, easy to cultivate, and have an aesthetic shape. Keywords Brazilian Spinach, Backyard, Urban Farming Corresponding author  Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5. Tahun 2021 Hal 253-258 254 PENDAHULUAN Introduksi tanaman merupakan bagian penting dalam perluasan pertanian untuk memperluas pengetahuan tentang manfaat tanaman ke masyarakat luas di seluruh dunia. Penyebaran biji kopi dan kentang ke seluruh dunia merupakan contoh sukses introduksi tanaman. Pekarangan merupakan lahan di sekitar tempat tinggal yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman. Komoditas yang ditanam di pekarangan biasanya dapat berupa buah, sayuran, tanaman obat, dan tanaman hias [1]. Pekarangan semakin dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia seiring dengan adanya wabah Covid-19 pada sekitar awal tahun 2020. Peraturan untuk mengurangi interaksi sosial secara langsung menjadikan bertani di lahan pekarangan sebagai salah satu solusi untuk pemenuhan pangan keluarga di masa pandemi [2]. Ketersediaan lahan menentukan komoditas tanaman yang cocok dibudidayakan. Semakin luas lahan pekarangan, semakin beragam tanaman yang dapat ditanam pada lahan tersebut. Sebaliknya, semakin sempit lahan maka semakin sedikit pilihan jenis dan jumlah tanaman yang dapat dikelola. Penentuan komoditas tanaman pada lahan pekarangan khususnya di daerah perkotaan sangat penting. Komoditas yang ditanam biasanya selain untuk memenuhi pangan dan gizi keluarga, juga memenuhi nilai estetika agar terlihat indah ketika ditanam di sekitar tempat tinggal [3,4]. Penduduk kota Banjarbaru sebagian besar memiliki pekerjaan utama sebagai pegawai atau karyawan. Bertanam di lahan pekarangan sering dilakukan oleh masyarakat di sela pekerjaan utama. Berdasarkan tren masyarakat tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru berinisiatif untuk membuat program diversifikasi tanaman pekarangan. Persuasi kepada masyarakat akan semakin kuat dengan melibatkan pihak akademisi sebagai sarana berbagi teori tentang jenis tanaman pekarangan. Jenis tanaman pekarangan yang mulai dibudidayakan masyarakat perkotaan pada saat ini dikenal dengan sebutan bayam brazil Toensmeier, 2007. Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia tepatnya. Permintaan sayuran jenis ini dapat ditemukan di media sosial, di Instagram misalnya dan di berbagai e-commerce Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan lainnya. Permintaan yang tinggi terhadap bayam brazil dari para pembeli yang kebanyakan pecinta taman rumah. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru adalah untuk memberikan pendampingan introduksi tanaman Bayam Brazil untuk diversifikasi tanaman pekarangan di Kota Banjarbaru. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat kota Banjarbaru khususnya kaum perempuan Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5. Tahun 2021 Hal 253-258 255 sebagai penggerak pangan keluarga. Kegiatan ini sejalan dengan program Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru yang bertujuan untuk diversifikasi pangan Kota Banjarbaru. Kegiatan pendampingan bayam Brazil dilakukan secara berkesinambungan selama sepuluh bulan. Kegiatan awal berupa penyerahan bibit bayam Brazil ke beberapa Kelompok Tani bersama dengan para penyuluh pertanian dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru pada tanggal 30 Juli 2020. Hal ini dilakukan dalam rangka melihat antusiasme masyarakat untuk bertanam bayam Brazil. Kegiatan selanjutnya berupa penyuluhan. Penyuluhan dan diskusi dilaksanakan pada tanggal 3 September 2020 di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Materi pada penyuluhan berupa introduksi tanaman bayam Brazil, alasan budidaya tanaman, cara budidaya tanaman, dan potensi pengolahan hasil dengan bahan baku daun bayam Brazil. Kegiatan pendampingan dilakukan secara periodik untuk mendampingi masyarakat dalam pengembangan budidaya bayam Brazil. HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Banjarbaru merupakan salah satu Kotamadya di Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru memiliki lima kecamatan yaitu, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Kecamatan Cempaka. Wilayah. Kota Banjarbaru memiliki luas wilayah 371,38 km2 dan jumlah penduduk orang [5]. Kepadatan penduduk mencapai 707 jiwa/km2, hal ini mengakibatkan sempitnya lahan untuk pemenuhan pangan. Pemanfaatan tanaman pekarangan sebagai sumber pangan menjadi solusi di lahan sempit. Penentuan komoditas di lahan sempit biasanya juga untuk menambah nilai estetik pekarangan, selain untuk pemenuhan pangan. Salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan adalah bayam Brazil. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru memiliki program untuk mengembangkan bayam Brazil untuk diversifikasi tanaman pekarangan dengan melibatkan dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Program ini terdiri dari beberapa kegiatan dari penyerahan bibit sampai dengan pendampingan dalam pengembangan budidaya tanaman. Kegiatan penyerahan bibit bayam Brazil merupakan kegiatan awal yang dilakukan bersama dengan penyuluh pertanian Pemerintah Kota Banjarbaru Gambar 1. Kegiatan ini merupakan pengenalan awal masyarakat terhadap bayam Brazil. Transfer informasi secara sederhana tentang bayam Brazil juga dilakukan pada saat pembagian bibit tersebut. Masyarakat terlihat antusias saat dibagikan bibit tersebut. Mereka banyak tertarik melihat bentuk daun bayam Brazil Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5. Tahun 2021 Hal 253-258 256 yang berbentuk hati. Hal ini menjadi daya tarik lain dari tanaman bayam Brazil selain sebagai tanaman yang dapat dikonsumsi. Gambar 1. Kegiatan penyerahan bibit bayam Brazil Penyuluhan dan diskusi dilaksanakan pada tanggal 3 September 2020 di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 2. Materi pada penyuluhan berupa introduksi tanaman bayam Brazil, budidaya tanaman, dan potensi pengolahan hasil dengan bahan baku daun bayam Brazil. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Antusias peserta terlihat saat sesi tanya jawab. Peserta tertarik untuk mengembangkan bayam Brazil di pekarangan mereka masing-masing. Beberapa peserta juga tertarik untuk mencoba inovasi dalam pengolahan bayam Brazil. Penyuluhan dan diskusi ditutup dengan penyerahan secara simbolis bibit bayam Brazil Gambar 3. Gambar 2. Penyuluhan dan diskusi tentang bayam Brazil Materi introduksi tanaman bayam Brazil terdiri dari penyampaian asal usul tanaman yang berasal dari Negara Brazil. Kesamaan letak lintang negara Indonesia dengan negara Brazil, menjadi alasan potensial tanaman tersebut dapat diintroduksi. Kesamaan letak lintang tersebut mengakibatkan kesamaan iklim pada umumnya. Iklim merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan tanaman. Tanaman akan lebih mudah beradaptasi pada iklim yang mirip dengan daerah asalnya. Materi tentang budidaya tanaman terdiri dari penyampaian alasan budidaya bayam Brazil di pekarangan. Bayam Brazil dapat menjadi tanaman pekarangan karena mudah dalam perbanyakan tanaman dan berdaptasi di lingkungan tropis. Alasan lainnya adalah bayam Brazil merupakan tanaman tahunan, sehingga dapat tumbuh dalam waktu yang lama di sekitar pekarangan. Bayam Brazil juga memiliki nilai estetika dari bentuk daunnya yang berbentuk hati. Alasan yang paling utama adalah bayam Brazil merupakan edible plant atau tanaman yang dapat dikonsumsi. Sehinga dapat menjadi Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5. Tahun 2021 Hal 253-258 257 sumber pangan bagi keluarga. Materi potensi pengolahan hasil dari bayam Brazil terdiri dari penyampaian beraneka macam olahan dengan bahan baku bayam Brazil. Bayam Brazil dapat diolah menjadi smoothies, salad, keripik, pewarna makanan, sayur bening, dan campuran olahan sayur lainnya. Gambar 3. Penyerahan simbolis bibit bayam Brazil Kegiatan pendampingan dilakukan dengan mengunjungi beberapa kelompok tani wanita yang mengembangkan budidaya bayam Brazil Gambar 4. Bayam Brazil kebanyakan ditanam di sekitar pekarangan dengan polybag, beberapa juga dengan system vertikultur. Beberapa kelompok tani juga mengembangkan budidaya bayam Brazil pada system hidroponik Gambar 5. Lokasi tanaman bayam brazil bahkan menjadi lokal Hatinya PKK. Gambar 4. Pendampingan pengembangan bayam Brazil Gambar 5. Budidaya bayam Brazil pada system hidroponik KESIMPULAN Penduduk Kota Banjarbaru rata-rata memiliki lahan yang sempit untuk pemenuhan pangan. Bayam Brazil merupakan tanaman yang berpotensi dibudidayakan di pekarangan. Pendampingan introduksi bayam Brazil di kota banjarbaru dilaksanakan dengan metode penyuluhan dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru selama satu hari. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Pendampingan penanaman bayam Brazil dilakukan di beberapa kelompok wanita tani. Masyarakat Kota Banjarbaru sangat antusias untuk menanam tanaman bayam Brazil di pekarangan. Hal ini karena tanaman bayam Brazil dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5. Tahun 2021 Hal 253-258 258 SARAN Pemenuhan pangan dan gizi keluarga dapat dimulai dari sekitar tempat tinggal. Pemanfaatan pekarangan adalah salah satu bentuknya. Oleh karena itu, perlu dipilih komoditas tanaman yang dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. UCAPAN TERIMAKASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada kelompok tani, dasa wisma, dan penggerak PKK Kota Banjarbaru yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru yang telah berkenan dalam kerjasama kegiatan pengabdian ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian dan ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat yang telah memberi kesempatan untuk melakukan kegiatan pengabdian ini. REFERENSI [1] Siregar, N. N. And S. Wahyuni. 2018. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan. Amaliah Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2 1 146 – 149. [2] Thesiwati, 2020. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Pangan Lestari di Masa Covid-19. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Dewantara 3225-30. [3] Toensmeier, E. 2007. Perennial Vegetables. Chelsea Green Publishing. Vermont. [4] Tregenza, R. 2016. Gardening for food and community. Landscape Review 16286-93. [5] BPS Kota Banjarbaru. 2020. Kota Banjarbaru dalam Angka. BPS. Banjarbaru Brazilian spinach is a type of spinach that has not been widely consumed and cultivated by the Indonesian people even though it has excellent health benefits and is easy to cultivate. This Brazilian spinach cultivation training aims to empower the community during the pandemic by utilizing the land around the house or planting it in pots. The training participants were members of the GKI and GKJ churches from DIY and Central Java as well as some from Eastern Indonesia. Training participants are limited to 20 people with strict health protocols. The training materials are in the form of providing theory and direct practice in preparing seeds, media and planting as well as education about the benefits of brazil spinach for health. The results of this training were in the form of polybags containing spinach seeds that the participants had successfully harvested to take home and cultivate in their respective homes. Assistance for the Brazilian spinach cultivation process is carried out online through the WhatsApp group social Noviani Siregar Sri WahyuniPada mulanya bertanam sayur di pekarangan hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan memanfaatkan halaman rumah yang tersisa, sehingga kegiatan ini banyak dikembangkan di pedesaan. Namun saat ini budaya bertanam sayuran di pekarangan ternyata juga disukai kalangan ibu rumah tangga di daerah perkotaan. Daerah perkotaan ada yang sama sekali tidak memiliki lahan pekarangan maka bertanam sayuran dapat dilakukan di dalam pot atau dilakukan secara vertikultur. Dalam pemanfaatan pekarangan menjadi taman sayura sapek budidaya dari tanaman tetap harus diperhatiakan. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan pekarangan berapa pun luasannya akan memberikan hasil yang Lahan Pekarangan Sebagai Pangan Lestari di Masa Covid-19A S ThesiwatiThesiwati, 2020. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Pangan Lestari di Masa Covid-19. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Dewantara 32 ToensmeierToensmeier, E. 2007. Perennial Vegetables. Chelsea Green Publishing. for food and communityR TregenzaTregenza, R. 2016. Gardening for food and community. Landscape Review 16286-93. Contoh karya ilmiah tentang biologi tumbuhan tomat membahas secara rinci tentang salah satu tanaman budidaya yang populer di seluruh dunia. Dalam karya ilmiah ini, penulis memberikan informasi mendasar tentang asal-usul tomat dan evolusinya. Selain itu, karya ilmiah ini juga memperkenalkan anatomi dan fisiologi tumbuhan tomat, termasuk kendala-kendala pertumbuhannya dan faktor-faktor yang memengaruhi produktivitasnya. Asal-Usul dan Evolusi Tomat Tomat – atau Solanum lycopersicum – adalah spesies tumbuhan asli Amerika Selatan. Sampai saat ini, masih banyak perdebatan tentang negara yang memperkenalkan tomat ke Eropa. Ada beberapa teori yang mengarah pada kemungkinan bahwa tomat berasal dari Meksiko atau Peru. Di Eropa pada abad ke-16, tomat dikonsumsi sebagai sayuran, meskipun secara botanis dianggap sebagai buah-buahan. Konsumsinya berlanjut dan tomat dianggap sangat penting, bahkan menjadi bahan makanan populer di seluruh dunia saat ini. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Tomat Tumbuhan tomat memiliki anatomi yang relatif sederhana, tetapi sangat penting untuk memahami bagaimana tumbuhan tersebut bertumbuh dan menghasilkan buah. Pada dasarnya, tumbuhan tomat terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar membantu menyerap nutrisi dari tanah dan mengikat tanaman ke tanah. Batang adalah bagian penyokong tanaman, membawa nutrien dari akar ke daun dan buah. Daun memainkan peran penting dalam fotosintesis, yaitu proses di mana tumbuhan menghasilkan glukosa dari chlorofil dan karbon dioksida. Kendala-kendala pertumbuhan tomat meliputi kecenderungan tomat untuk rusak atau terinfeksi penyakit, seperti kalus, pembusukan akar, dan kanker batang. Selain itu, pengembangan buah kadang-kadang terganggu oleh pemuliaan tumbuhan. Hal ini terutama mempengaruhi produksi buah yang berkualitas tinggi. Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas tomat meliputi ketersediaan air dan nutrisi, iklim, dan keadaan tanah. Kesimpulan Dalam karya ilmiah ini, kita mempelajari bahwa tomat berasal dari Amerika Selatan dan tumbuh dengan baik di iklim yang hangat dan lembab. Tumbuhan tomat relatif sederhana dalam struktur dan komposisi, terdiri dari tiga bagian utama akar, batang, dan daun. Namun, kendala-kendala pertumbuhan dan faktor-faktor produktivitas dapat mengganggu keberhasilan budidaya tomat. Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi pertanian telah berkembang pesat, memungkinkan para ahli untuk mengatasi beberapa kendala dalam produksi tomat. Ini adalah contoh karya ilmiah tentang biologi tumbuhan tomat yang dapat membantu para peneliti dan petani memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tanaman ini. Diharapkan bahwa karya ilmiah ini bisa menjadi kontribusi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mutu produksi tomat. Baca artikel lainnya tentang Sayur-sayuran 0% found this document useful 0 votes39 views12 pagesDescriptionTugas Biologi Penelitian Pada Tumbuhan Bayam SMAN 22 Kab. TangerangCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes39 views12 pagesPenelitian Pada Tumbuhan BayamDescriptionTugas Biologi Penelitian Pada Tumbuhan Bayam SMAN 22 Kab. TangerangFull descriptionJump to Page You are on page 1of 12 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. DOWNLOAD JURNAL PERTUMBUHAN BAYAM MERAH AMARANTHUS TRICOLOR L. YANG DI BERI PUPUK KOMPOS KOTORAN KAMBING Bayam merah Amaranthus tricolor L. merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang mengandung antosianin. Antosianin pada bayam merah berperan sebagai antioksidan yang berfungsi untuk mencegah pembentukan radikal bebas Lingga, 2010. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat tingkat produksi bayam pada tahun 2014 mencapai ton, namun nilai produksi tersebut masih rendah bila dibandingkan dengan jenis tanaman sayuran lainnya seperti kangkung yang memiliki nilai produksi mencapai ton pada tahun 2014. Budi daya bayam merah yang masih terbatas disebabkan oleh kondisi lahan pertanian dengan kandungan hara yang rendah. Menurut Pracaya 2007 produktivitas bayam merah dapat meningkat jika ditanam pada kondisi lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, ketersediaan unsur hara nitrogen yang tinggi dan memiliki kisaran pH 6-7. Judul Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran KambingJumlah Halaman 8Jenis File PDFKategori PendidikanJika kamu merasa bingung dengan format atau seperti apa sih PDF atau isi Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing, kamu bisa mengkilk link yang ada di bawah dimana sudah menyiapkan 1 file Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing [PDF]. Untuk mengunduh kamu bisa mengikuti link yang ada di bawah JURNAL PERTUMBUHAN BAYAM MERAH AMARANTHUS TRICOLOR L. YANG DI BERI PUPUK KOMPOS KOTORAN KAMBING Link Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing PDFUntuk kamu yang tidak mau mendownload juga bisa melihat preview dari file Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing PDF disini kamu bisa lihat previewnya dengan mengikuti link dibawah iniLIHAT JURNAL PERTUMBUHAN BAYAM MERAH AMARANTHUS TRICOLOR L. YANG DI BERI PUPUK KOMPOS KOTORAN KAMBINGLihat preview Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing PDF" Download Jurnal Pertumbuhan Bayam Merah Amaranthus tricolor L. yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing PDF"

karya ilmiah tentang tumbuhan bayam